Uji Aktivitas Sediaan Krim Ekstrak Etanol Kulit Salak Pondoh (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss) Secara In Vitro dan In Vivo Sebagai Tabir Surya
Main Article Content
Abstract
Indonesia terletak di garis khatulistiwa sehingga menyebabkan terpapar sinar matahari dengan intensitas tinggi. Salah satu cara untuk meningkatkan perlindungan kulit dari efek berbahaya sinar matahari adalah dengan menggunakan tabir surya. Kulit salak pondoh (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss) merupakan salah satu tanaman yang memiliki aktivitas antioksidan dan berpotensi sebagai tabir surya karena memiliki kandungan flavonoid. Flavonoid mampu menyerap sinar UV, baik UVA maupun UVB sehingga mengurangi intensitasnya pada kulit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat fisik dan aktivitas tabir surya sediaan krim ekstrak etanol kulit salak pondoh (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss). Metodologi penelitian yang digunakan yaitu eksperimental murni di laboratorium. Krim ekstrak etanol kulit salak pondoh memiliki sifat fisik sediaan krim yang cukup baik dan memiliki potensi sebagai tabir surya dengan nilai SPF dari konsentrasi ekstrak 5%, 10% dan 15% adalah 37,536; 38,075; dan 38,521. Ketiga formula termasuk ke dalam kategori proteksi ultra dengan nilai SPF > 15 dimana formula dengan konsentrasi ekstrak 15% merupakan krim terbaik yang memiliki nilai SPF tertinggi. Hasil analisis data uji in vivo menggunakan uji Kruskal-Wallis pada hari ke-1 nilai signifikansi diperoleh 0.073 > 0.05 yang artinya tidak ada perbedaan yang nyata atau signifikan pada masing-masing kelompok uji terhadap diameter eritema yang terbentuk, sedangkan pada hari ke-2 dan ke-3 menunjukkan nilai signifikansi 0.014 < 0.05 dan 0.046 < 0.05 yang artinya terdapat perbedaan yang nyata atau signifikan pada masing- masing kelompok uji terhadap diameter eritema yang terbentuk.