Optimasi Formula Self Nanoemulsifying Drug Delivery System (Snedds) Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium Polyanthum) Sebagai Antibakteri Staphylococcus Aureus
Main Article Content
Abstract
Daun salam (Syzygium polyanthum) merupakan tanaman yang cukup populer di Indonesia. Hasil ekstraksi daun salam diketahui memiliki kandungan flavonoid, tanin, dan alkaloid dimana senyawa-senyawa tersebut memiliki aktivitas sebagai antimikroba. Salah satu permasalahan yang sering terjadi di Indonesia yang merupakan negara tropis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri seperti Staphylococcus aureus. Ekstrak daun salam memiliki tingkat kelarutan yang rendah sehingga ekstrak daun salam ini diformulasikan menjadi sediaan SNEDDS. Formulasi dalam bentuk nanoemulsi diharapkan dapat meningkatkan daya kelarutan dan bioavailabilitas dari ekstrak etanol daun salam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi optimum formula SNEDDS ekstrak daun salam menggunakan Simplex Lattice Design beserta pengujian fisik nanoemulsi yang kemudian diujikan aktifitasnya sebagai agen antibakteri. Parameter uji fisik 14 formula diperoleh formula optimal SNEDDS ekstrak daun salam dengan komposisi 80% surfaktan, 10% kosurfaktan, dan 10% minyak pembawa dengan nilai desirability sebesar 0,997, dimana komposisi tersebut dapat melarutkan ekstrak sebanyak 10 mg/mL dalam sistem SNEDDS. Parameter pengujian fisik formula optimal SNEDDS diperoleh nilai transmitan sebesar 90,4%, ukuran partikel sebesar 15,8 nm, nilai potensial zeta sebesar -15,56 mV dengan waktu emulsifikasi mencapai 26,43 detik dan pengamatan stabilitas yang didapatkan stabil. Untuk pengujian antibakteri diperoleh hasil bahwa sediaan SNEDSS ekstrak daun salam memiliki aktifitas sebagai antibakteri karena menghasilkan zona bening sebesar 15 mm.